Senin, 28 November 2011

Arti Kehadiran

 Seorang laki-laki pergi ke luar negeri untuk bekerja
 dan meninggalkan
 gadis tunangannya tersedu-sedu. "Jangan khawatir,
 aku akan menulis surat
 untukmu setiap hari", katanya. Selama bertahun-tahun laki-laki itu
 memang menulis surat untuk tunangannya. Tetapi
 karena dia senang dengan
 pekerjaannya, dia tidak merencanakan untuk pulang
 dalam waktu dekat.


 Suatu hari, dia menerima undangan pernikahan.
 Ternyata kekasihnya akan
 segera menikah. Dengan siapa ? Dengan tukang pos
 yang tiap hari
 mengantar surat yang dia tulis. Jarak pemisah telah
 membuat hati
 berubah.

 Lelaki malang itu merenung, "Lho, apa salahku. Aku mengiriminya
 surat-surat, coklat, dan bahkan bunga-bunga". Ketika
 dalam suatu
 hubungan terjadi masalah, daftar barang-barang yang
 telah diberikan atau
 hal-hal yang telah dilakukan untuk seseorang, akan
 tiba-tiba muncul
 untuk dipermasalahkan. Kita akan berkata "Saya telah
 memberimu ini dan
 itu... Saya telah melakukan semuanya demi kamu".
 Tampaknya cinta dapat
 dibuktikan secara mudah hanya dengan pemberian
 hadiah-hadiah dan
 perbuatan baik.

 Namun, walaupun hadiah-hadiah itu penting juga,
 cinta memerlukan hal
 yang mendasar: KEHADIRAN. Kehadiran sang kekasih,
 kehadiran orang yang
 dicintai. Pengamatan saya terhadap anggrek ibu saya
 dapat dijadikan
 contoh. Saat ibu saya pergi agak lama, bunga-bunga
 itu tampak tak subur
 dan banyak diantaranya yang layu. Tapi saat ia
 kembali hadir,
 bunga-bunga itu mekar dengan indahnya. Padahal ibu
 saya tidak melakukan
 hal-hal yang luar biasa. Ia hanya memberikan
 banyak waktunya untuk berbicara dan merawat mereka.

 Saya kira, orang lebih memerlukan kehadiran
 perhatian dan kepedulian.
 Cinta secara fundamental adalah sebuah komitmen
 terhadap seseorang. Kita
 dapat mempunyai komitmen terhadap bisnis, pekerjaan,
 hobi, olahraga,
 maupun keanggotaan di klub, tetapi dapat dikatakan
 dengan tegas: semua
 itu tidak dapat mencintai kita. Hanya orang lain
 yang dapat membalas
 cinta kita, dan untuk itu, komitmen tertinggi
 sebagai manusia adalah
 memberikan waktu kita dengan orang yang kita cintai.
 Dan karena manusia
 memerlukan kasih sayang dan makanan, hadiah-hadiah
 material hanya dapat
 - secara terbatas - membantu untuk mengembangkan
 cinta. Tapi itu semua
 tidak dapat menggantikan kehadiran pribadi, yang
 merupakan hadiah
 terbesar!

 Martha sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia yakin
 harus bekerja keras,
 karena ia mencintai ayahnya yang sedang sakit
 kanker. Dia harus membeli
 obat-obatan yang mahal. Saudara-saudaranya yang lain
 tetap tinggal
 dengan ayah mereka hampir setiap saat. Mereka
 memandikannya, bernyanyi
 untuknya, menyuapi makan, ataupun sekedar menemani
 sang ayah.

 Suatu hari Martha sakit hati. Dia mendengar sang
 ayah berkata kepada
 ibunya, "Semua anak-anak kita mencintaiku kecuali
 Martha". "Bagaimana
 mungkin?", pikir Martha. "Bukankah aku yang bekerja mati-matian untuk
 mendapatkan uang guna membeli semua obat-obatan?
 Saudara-saudaraku
 bahkan tidak berbagi sebesar yang aku berikan".

 Suatu hari, Martha pulang larut malam seperti
 biasanya. Dia mengintip
 untuk pertama kalinya, ke dalam kamar di mana
 ayahnya berbaring. Dia
 melihat ayahnya masih terjaga, maka dia memutuskan
 untuk datang mendekat
 di samping tempat tidur ayahnya. Ayahnya memegang
 kedua tangan Martha
 dan berkata, "Aku merindukanmu. Aku sudah tidak
 punya banyak waktu lagi.
 Tinggallah dan temani aku". Dan itu yang ia lakukan, semalaman ia
 tinggal menemani ayahnya, berpegang, menggenggam
 tangannya.

 Pagi harinya martha berkata pada semua orang, "Aku
 mengambil cuti. Aku
 ingin menemani Ayah. Mulai saat ini aku akan
 memandikan dan bernyanyi
 untuknya". Sebuah senyum bahagia muncul menghias
 wajah ayahnya. Kali ini
 ia tahu Martha mencintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar