Senin, 12 Maret 2018

Obrolan Malam

Rose: ayo antar aku mencarinya. Paling cuma disekitar sini!
Bejo: tak perlu kau cari, lakinya saja kelihatan tak peduli.
Kemudian hening.
Pikirku, apa yg lagi diributkan bukan lagi sekedar masalah satu tumbu, tapi ada dua tumbu. Masa bodoh pun hampir selalu hadir. Namun dalam diamnya, pasti menyimpan kewaspadaan.
Lebih tepatnya perhatian, atau lebih tepat lagi menyimpan rasa iri, bisa saja disebut cemburu. Namun rasa itu semua tak beralasan. Seusia mereka, apakah cinta masih dibutuhkan? Bukankah bahagia bisa hadir tanpa cinta? Sebuah teka-teki yang sampai saat ini masih menghantui malamku. Aku pun takkan mampu bisa memecahkan teka-teka itu sendiri. Ya sendiri tanpa teman untuk sekedar diskusi disetiap malam sebelum tidurku. Sejalan dengan semua angan, malamku jadi hening sesaat. Aku ingat sekali, kita pernah dipertemukan dalam cinta. Saat mengucap janji suci pun, itu masih dalam koridor rasa cinta itu sendiri. Bukan karena satu misi membangun rumah tangga, bukan karena waktunya untuk menikah, bukan karena cocok dalam hal bibit bobot bebetnya. Dan ketika teka-teki itu datang dimalam yang entah ke berapa, aku mulai yakin dengan jawaban sendiri tanpa diskusi. Memang, diusia kita cinta tak lagi penting, yang terpenting adalah bisa sama-sama menghidupi. Karena bahagia tak selamanya butuh cinta. Namun di sepersekian persen jawabku, cinta akan selalu hadir dalam diam sekalipun. Diamku kewaspadaanku.
-Pojok kamar kusam-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar