Berawal dari sebuah mimpi, imajinasi kembali mengembara. Tak sengaja ada di desa sebrang bengawan, mencoba hanya mendengar cerita tuan rumah yang aku tak ingin serius mendengar. Ditengah obrolan, dia tanya, ini hari apa? Aku jawab, "rabu" tanpa aku sadar, dibalik tanya tersebut, masih banyak pertanyaan yang akan tertuju padaku. Beliau menimpal jawabku dengan kalimat sederhana, "jadi besok kamis, kamu yang akan membawakan kajiannya". Aku bengong dan tak mau berlarut ada apa, akhirnya aku balik bertanya, biar otakku tak perlu berpikir lagi. "Bapak asli mana?" dijawabnya satu kabupaten didaerah jawa barat. Aku kembali mengejar dengan pikiran, aku pengen kesana, salah satu desa didaerah tersebut. Namun kayaknya jauh banget, karena berada didaerah pesisir pantai. Dan tanpa ada rasa apapun, mimpi berpindah ke Kabupaten tersebut. Aku merasa melewati jalanan pegunungan. Sendiri, iya perjalanan ini sendiri. Aku buka buku dari bapak tersebut dan mulai kubaca di dalam bus. Isinya sajak hampir seperti ini:
Aku pergi, bersama sebuah rasa yang tak pernah ada
Aku pergi bersama sebuah rasa tanpa ada luka,
Aku pergi tanpa ada beban apapun meski masa laluku penuh dosa,
Aku sampai lupa rasanya luka,
Aku lupa rasanya sakit,
Aku lupa rasanya cinta,
Aku lupa rasanya rindu,
Tiba-tiba bus berhenti dan sampai disuatu tempat, sambjl turun terus kubaca sajak terus, dan hatiku bergetar menahan sesak, karena sebenarnya aku menahan sakit di bahu kiri yang mulai mengganggu aktivitasku. Alenia terakhir:
"aku lupa bahwa aku punya kamu untuk menjaga ku"
Jalanku sempoyongan, tak kuat lanjutkan dan tiba-tiba sosokmu memegang tanganku dan mengatakan "duduk dulu". Aku yakin itu wujudmu, meskipun kamu tampak seperti tak mengenaliku.
Hei, aku kangen kamu, sehari tak ketemu, kamu hadir dimimpiku menjadi sosok lain, aku sayang kamu.
Aku pergi, bersama sebuah rasa yang tak pernah ada
Aku pergi bersama sebuah rasa tanpa ada luka,
Aku pergi tanpa ada beban apapun meski masa laluku penuh dosa,
Aku sampai lupa rasanya luka,
Aku lupa rasanya sakit,
Aku lupa rasanya cinta,
Aku lupa rasanya rindu,
Tiba-tiba bus berhenti dan sampai disuatu tempat, sambjl turun terus kubaca sajak terus, dan hatiku bergetar menahan sesak, karena sebenarnya aku menahan sakit di bahu kiri yang mulai mengganggu aktivitasku. Alenia terakhir:
"aku lupa bahwa aku punya kamu untuk menjaga ku"
Jalanku sempoyongan, tak kuat lanjutkan dan tiba-tiba sosokmu memegang tanganku dan mengatakan "duduk dulu". Aku yakin itu wujudmu, meskipun kamu tampak seperti tak mengenaliku.
Hei, aku kangen kamu, sehari tak ketemu, kamu hadir dimimpiku menjadi sosok lain, aku sayang kamu.
Ngawi, 27 Agustus 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar