Hati kita terkadang tidak sinkron dengan pikiran, bahkan dengan yang diucapkan. Tapi mengapa kita selalu menghamba kalimat "demi cinta"? Sedangkan kita tidak tahu apa itu? Bagaimana dan kenapa?
Dalam ucapan cinta, dihati terkadang berkecambuk perang. Ini cinta atau sekedar hanya iba?
Karena berkali-kali pula aku menganulir keputusan.
Sosok aku dalam sesungguhnya adalah aku yang pernah gagal dalam membangun cinta. Tapi kenapa ini ingin membangun cinta lagi? Ketika arti, cara, dan alasan cinta itu belum ketemu.
Duh Gusti, aku yang mulai mati dalam harap karena ucapan, harus berkelahi lagi karena cinta. Tapi belum juga menemukan cinta.
Ini cinta atau sekedar iba?
Ngawi, 29 April 2022
"Ketika alam merubah segalanya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar